Laman

Mengenai Saya

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
pembelajar

Jumat, 06 Juli 2012

Tornado Dufan


Dufan (Dunia Fantasi), Jakarta 13 Januari 2011

Dengan lugunya, sekitar duapuluhan mahasiswa yang menyandang sebagai anggota Lembaga Pers kampus yang tertera di baju masing-masing, termasuk aku, berhamburan memasuki kawasan antri dan menghampiri dua petugas yang siap siaga ingin dinas. Alunan mikropon lantang terdengar mengiringi langkahku dan teman-teman.
Pelantang suara itu menggilir 4 bahasa untuk informasi dan acuan. Mulai dari bahasa Inggris, arab, Mandarin dan terakhir Indonesia. Operator yang bertugas memberi aba-aba dan panduan siapa saja yang boleh bermain Tornado telah diperdengarkan. Begitu juga dengan barang-barang yang harus dilepas dan diamankan di tempat yang telah tersedia. Saat itu, permainan perdana untuk hari ini belum beroperasi.
Kami datang memang tepat waktu. Sebelum terjebak antrian yang panjang, kami telah standby di tempat. Bahkan memaksa dua petugas tadi untuk segera menghidupkan mesin Tornado agar kami dengan segera dapat beraksi.
Yah… Tornado. Itulah salah satu permainan yang ada di Dufan Jakarta dan sekarang jadi incaran kami. Penuh tantangan dan memicu adrenalin. Hanya bagi orang yang kuat dan tidak lemah jantung dan darah rendah, serta tidak fobia ketinggian diperuntukkannya Tornado ini, mungkin. Bagi mereka yang bernyali baja, sungguh ini hal yang sangat menarik dan fantastik.
Berlagak seperti orang yang paling berani, aku segera menduduki salah satu bangku di mesin raksasa itu. Mesin ini berukuran besar dan dapat diisi sekitar dua puluhan orang untuk satu barisan. Ada dua baris yang saling membelakangi. Maka sejumlah 40 orang dapat duduk dalam satu kali putaran. Permainan ini, kurang dari tiga menit lamanya. Sekitar 2 menit 20an detik lebih.  
Namun serasa, mau melayang dan kiamat rasanya berada di atas dan diputar-putar. Rasa penasaran terjawab sudah. Keinginan untuk menaikinya sekali lagi musnah sudah. Jantung seperti berhenti berdetak. Bumi berputar dan gravitasinya berlawanan kurasakan. Romi yang duduk bersebelahan denganku, hampir tamat Al-Quran di lafalkannya saking takutnya.
Ini setahun yang lalu, tapi kayaknya mau lagi deh! hehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar