Beberapa tahun silam, yang aku sendiri sudah lupa kapan tepatnya kami
sekeluarga pergi ke sebuah pantai yang sudah tidak asing lagi didengar orang
Medan, yakni pantai Cermin. Pantai yang terletak di daerah sekitar perbaungan
itu, hanya mempunyai daya tarik yang
biasa dengan airnya yang kecoklatan dan sampah yang sering kita temukan
disekitar tepian pantai. Walaupun begitu, banyak para pengunjung yang sering
menghabiskan weekend di tempat
rekreasi tersebut. Terutama para muda-mudi dan keluarga.
Dalam perjalanan menuju pantai pun tidak terlihat pemandangan yang
menyejukkan seperti yang dapat kita lihat layaknya kita menuju ke daerah
pegunungan seperti Berastagi, Parapat dan lain sebagainya. Yang terlihat
hanyalah jalanan yang dipenuhi kendaraan serta debu-debu beterbangan. Adapun
pemandangan yang bisa dikatakan lumayan menarik adalah ketika sudah mau sampai
ke pantai Cermin, kita dapat melihat hamparan sawah hijau dikiri dan kanan.
Pantai yang terkenal dengan banyaknya ubur-ubur itu memang sering didatangi
banyak pengunjung. Termasuk kami yang saat itu ingin menghabiskan waktu libur.
Adapun yang dapat dinikmati disana hanyalah panasnya terik matahari yang
menghangatkan, desir ombak yang bergelombang, para pengunjung yang memenuhi
areal pantai, bunyi keras perahu para nelayan dimana mereka menggunakan
perahunya sebagai mata pencaharian, yakni menyewakannya kepada para pengunjung
dengan membayar Rp. 3000 untuk menaiki perahu tersebut mengelilingi pantai.
Lebih dari itu, yang menjadi pengalaman saya sendiri ketika mandi di pantai
tersebut, yakni disengat oleh binatang laut yang kenyal dan mempunyai banyak
kaki bernama ubur-ubur. Ternyata binatang laut tersebut tidak hanya berada
didasar laut, melainkan sampai ke tepi pantai. Sengatan tersebut berhasil
membuat saya demam beberapa hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar